Kreativitas dapat ditinjau dari berbagai aspek, yang
saling berkaitan tetapi penekanannya berbeda-beda. Rhodes (dalam Isaksen 1987)
menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah person, proses, press, dan produk.
- Definisi Person
- Menurut Hulberk (1945) tindakan kreatif muncul dari
keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
- Menurut Stenberg (1988) kreativitas merupakan titik
pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologi, yaitu inteligensi, gaya
kognitif, dan kepribadian/motivasi. Ketiga dimensi tersebut melatarbelakangi
individu kreatif.
- Definisi Proses
- Menurut Walls (1926) langkah proses kreatif meliputi
tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
- Definisi Press
- Menurut Simpson (dalam Vernon,1982) merujuk pada
dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai the initiative
that one manifests by his power to break away from the usual sequence of
thought.
- Definisi Prosuk\
- Menurut Barron (1969) bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru
- Menurut Haefele (1962) kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.
Definisi keberbakatan menurut U.S. Office of
Education (USOE) yaitu anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang
professional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang
tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Yang memerlukan
program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan
program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap
masyarakat maupun untuk pengembangan diri.
Kemampuan tersebut meliputi :
1.
Kemampuan
intelektual umum
2.
Kemampuan
akademik khusus
3.
Kemampuan
berpikir kognitif-produktif
4.
Kemampuan
memimpin
5.
Kemampuan dalam
salah satu bidang seni
6.
Kemampuan
psikomotor.
Pakar psikologi tertarik untuk mengetahui pola
perkembangan kreativitas untuk dua alasan; pertama, ingin mengetahui proses
pertumbuhan dan penurunan kreativitas pada macam-macam tipe orang; dan kedua,
ingin mengetahui apakah ada masa puncak dimana kreativitas harus dilatih.
Davis (1992) melihat tiga penggunaan utama alat tes
kreativitas, yaitu untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif untuk program
anak berbakat, tujuan penelitian, dan tujuan konseling.
§
Identifikasi anak berbakat kreatif
Tes kreativitas sering digunakan untuk program anak
berbakat yang berasaskan bahwa siswa kreatif perlu diidentifikasi, dan
kreativitas perlu diajarkan. Dalam seleksi siswa kretif, untuk mendapatkan
kepercayaan yang tinggi sebaiknya menggunakan dua kriteria untuk kreativitas,
misalnya tes kreativitas dan penilaian mengenai tingkat kreativitas, bisa juga
menggunakan inventori kepribadian dan tes berpikir divergen. Kita juga dapat
menggunakan satu ukuran kreativitas.
§ Penelitian
Penelitian dapat membantu untuk memahami konsep
kreativitas, orang-orang kreatif, dan memahami perkembangan kreativitas. Dapat
digunakan dengan dua cara, pertama, untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif
dan membandingkannya dengan orang-orang biasa, kedua, untuk menilai dampak dari
pelatihan kreativitas.
§ Konseling
Tes kreativitas dapat membantu untuk mengenali dan
memahami bakat kreatif yang terpendam, yang memungkinkan untuk merancang
kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa kreatif.
Jenis
alat untuk mengukur potensi kreatif
1. Mengukur kreativitas secara langsung
Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan
digunakan, antara lain tes terkenal dari Torrance yang digunakan untuk mengukur
pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thinking: TICT) yang mempunyai
bentuk verbal dan bentuk figural.
2. Mengukur unsur-unsur kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang
multidimensi, terdiri dari berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berpikir
kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotorik
(keterampilan kreatif).
3. Mengukur ciri kepribadian kreatif
Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus, antara lain
adalah :
o Tes Mengajukan Pertanyaan, bagian dari Tes Torrance untuk Berpikir Kreatif.
o Tes Risk Taking, untuk menunjukkan dampak pengambilan resiko terhadap kreativitas.
o Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan dampak pengambilan risiko terhadap kreativitas.
o Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseoran mengidentifikasikan diri. dengan peran jenis kelaminnya.
4. Pengukuran potensi kreatif secara non-test
Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis
untuk mengukur kreativitas dirancang beberapa pendekatan alternatif.
o Daftar Periksa (Cheklist) dan Kuesioner
Alat
ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki
pribadi kreatif.
o Daftar Pengalaman
Teknik
ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang di masa lalu. Beberapa studi
menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif di
masa depan. Format yang paling sederhana adalah meminta seseorang menulis
autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas
perilaku kreatif.
Metode yang paling formal adalah The State of Past
Creative Activities yang dikembangkan oleh Bell. Instruksinya: “Daftarlah
kegiatan kreatif yang telah Anda lakukan selama 1-3 tahun terakhir. Meliputi
kegiatan seni, sastra, atau ilmiah.
5. Pengamanan langsung terhadap kinerja kreatif
Mengamati orang bertindak dalam situasi tertentu merupakan
teknik yang paling absah, tetapi makan waktu dan dapat pula bersifat subyektif.
Alat
Identifikasi berdasarkan enam bidang bakat
1. Intelektual umum
Untuk mengidentifikasi kemampuan intelektual umum
ditentukan taraf inteligensi atau IQ (Intelligence Quotient). Ada dua macam tes
inteligensi, yaitu tes inteligensi individual merupakan cara yang lebih cermat
untuk menemukenali kemampuan intelektual umum anak, karena diberikan secara
perorangan sehingga memungkinkan mengobservasi anak ketika dites.dan tes
inteligensi kelompok.
Tes inteligensi kelompok lebih efisien, baik dalam
ukuran waktu dan biaya. Keterbatasannya adalah bahwa tes inteligensi kelompok
tidak memungkinkan kontak dan pengamatan anak selama diuji, sehingga sulit
diketahui apakah hasil tes inteligensi kelompok sudah optimal, dalam arti
betul-betul menggambarkan kemampuan intelektual anak.
2. Akademik khusus
Cara lain untuk mengidentifikasi anak berbakat
intelektual adalah dengan melihat prestasi akademis, bersama-sama dengan
pengukuran IQ.
3. Kreatif produktif
Kreativitas merupakan bentuk bakat yang majemuk,
oleh karena itu penyusunan ukuran-ukuran untuk mengidentifikasi bakat kreatif
harus dimulai dengan definisi kerja dari konsep tersebut. Sehubungan dengan
konsep kreativitas sebagai kemampuan untuk membentuk asosiasi, perangkat yang
terkenal adalah alat dari Mednick dan Mednick (1967) yang menuntut penyusunan
tiga stimulus untuk menghasilkan satu asosiasi yang jauh dan orisinil (The
Remote Associates Test) yang terdiri atas 32 set tiga kata, yang masing-masing
mempunyai kaitan yang lemah (jauh) dengan pikiran kebanyakan orang.
4. Kepemimpinan
Kemampuan untuk memimpin tidak hanya mencakup
kemampuan intelektual, tetapi juga peubah kepribadian lainnya. Berdasarkan
tinjauan teori dan hasil riset, pada umumnya ditemukan faktor yang paling erat
kaitannya dengan kepemimpinan:
a)
Kapasitas
b)
Prestasi
c)
Tanggung jawab
d)
Peran serta
e)
Status
f)
Situasi
5. Seni visual dan pertunjukan
Menemukan bakat dalam bidang seni visual dan
pertunjukkan tidak mudah. Masalahnya adalah bahwa beragamnya kategori talenta
dan belum adanya alat yang canggih untuk mengukur bermacam-macam bidang
talenta.Tes inteligensi dan tes kreativitas dapat secara umum digunakan untuk
semua bidang talenta.Jika alat psikometris yang sesuai belum ada, identifikasi
bakat dalam bidang seni visual dan pertunjukkan bergantung pada metode
observasi, yang dinilai oleh ahli-ahli dalam bidang seni tersebut.
6. Psikomotor
Kemampuan psikomotor dapat diamati jika seseorang
belajar melakukan kegiatan olahraga dan atletik, menangani macam-macam
peralatan mesin, atau memainkan alat musik atau main drama. Tingkatan
diperlukannya keterampilan psikomotor dalam berbagai kegiatan tersebut berbeda.
Untuk mengidentifikasikan tingkat kemampuan psikomotor, sebaiknya dilakukan
penjaringan untuk menentukan tingkat kemampuan intelektual, kemampuan yang
khusus berkaitan dengan bidang talenta, kemampuan berpikir kreatif jika
kemampuan psikomotor tersebut memerlukan inovasi, dan tingkat perkembangan
keseluruhan badan atau bagian badan yang berhubungan dengan kemampuan yang
dicari.
Langkah
Mengidentifikasi :
Untuk mengidentifikasi bakat dan
kreativitas perlu dilakukan Penjaringan dan Penyaringan pada sebuah kelompok dan
menggunakan alat tes kreativitas untuk mendapatkan hasil yang optimal.
1. Penjaringan (Screening)
Pada tahapan awal dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak
mungkin keterangan tentang anak-anak yang diperkirakan berbakat dari berbagai
sumber yang berbeda, Lalu dilakukannya tes kelompok, untuk bertujuan menjaring
dengan waktu singkat orang yang memenuhi syarat untuk mengikuti tahap
berikutnya. Alat identifikasi yang bisa digunakan yaitu kemampuan intelektual
umum. Didalan kemampuan intelektual umum, bisa digunakan alat tes Progressive
Matrices dan tes Prestasi Belajar Baku (Standardized Achievement Test). Dari
hasil tes tersebut, dapat menunjukan hasil yang didapat dari masing-masing
peserta. kelompok dibagi menjadi tiga sub kelompok yaitu:
- Kelompok yang sudah dipastikan tidak diterima
- Kelompok tengah,belum tentu diterima atau ditolak
- Kelompok yang sudah mantap diterima
Penjaringan seperti diatas terdiri dari dua fase, fase
kedua mencakup penyaringan kelompok tengah melalui berbagai alat untuk menggali
pengetahuan tentang kemampuan, sikap, dan perilaku.
2.
Penyaringan
Penyaringan adalah tahap lanjutan dari screening dan tahapan terakhir dalam
tahapan identifikasi, pada tahap ini peserta yang terpilih adalah peserta
dengan hasil IQ yang tertinggi dan akan menggunakan alat tes psikologi, didasarkan
pada patokan tertentu, salah satu faktor yang relevan adalah untuk keperluan
apa penyaringan diadakan, tujuan memberikan dasar penilaian terhadap kemampuan,
sifat, sikap dan perilaku seseorang. Pada tahap kedua ini bisa menggunakan tes
inteligensi individual dengan tujuan mengambil keputusan, tes yang diberikan.
Pada tahap ini adalah Tes Kreativitas Verbal (TKV) dan Tes Inteligensi Kolektif
Indonesia (TIKI).
Contoh
Kasus
Dalam rangka pemberian beasiswa di luar negeri
sebuah lembaga melakukan penjaringan pada siswa SMA, disetiap daerah
mengirimkan siswa siswa yang berprestasi untuk mewakilkan daerahnya dan
dikumpulkan dalam sebuah ruangan. Dalam ruangan tersebut para peserta diberikan
tes Standard Progressive Matrixes (SPM), Tes ini dianggap sebagai culture fair
test (adil untuk semua budaya) karena mampu meminimalkan pengaruh budaya
tertentu. Tes ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan memahami figur yang
tidak berarti dengan mengobservasi dan berfikir jernih pada saat mengerjakan
tes, kemudian melihat hubungan antara figur-figur yang ada yang pada gilirannya
mampu mengembangkan penalaran, dan mengukur kemampuan seseorang untuk membentuk
hubungan persepsi.
Selanjutnya, diadakan Tes prestasi belajar yang
merupakan salah satu alat pengukuran di bidang pendidikan yang sangat penting
artinya sebagai sumber informasi guna pengambilan keputusan. Penyusunan tes
prestasi belajar yang baik agar hasil ukur yang diperoleh akurat (valid) dan
dapat dipercaya (reliabel). Dari kedua alat tes yang digunakan, dapat
memberikan hasil yang dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang
sudah dipastikan tidak diterima, kelompok tengah,belum tentu diterima atau
ditolak, dan kelompok yang sudah mantap diterima. Tahap kedua kelompok tengah
melakukan tes kembali, yang akan menunjukan kemampuan, sikap, dan perilaku,
yaitu menggunakan CFIT (Culture Fair Intelligence Test), yang merupakan tes
inteligensi non-verbal. Dirancang sedemikian rupa, sehingga pengaruh kelancaran
verbal, kondisi budaya, dan tingkat pendidikan terhadap hasil tes diperkecil
(Cattell, 1973, dikutip oleh Sutarlinah Sukadji, 1983).
Setelah mendapatkan hasil dari tes-tes yang telah
dilakukan, maka peserta akan mengikuti tahapan yang terakhir yaitu penyaringan.
Dalam tahapan ini, akan kembali dilakukan tes kemampuan, sikap, dan perilaku.
Salah satunya yaitu TIKI (Tes Intelegensi Kolektif Indonesia), Penggunaan TIKI di
Indonesia antara lain untuk seleksi Peserta Didik Cerdas Istimewa dan Berbakat
Istimewa (PDCI-BI), yang bertujuan untuk mengungkap inteligensi dengan standar
Indonesia. Lalu melakukan TKD atau yang merupakan kependekan dari Test
Kemampuan Diferensial merupakan sebuah test inteligensi, dan termasuk ke dalam
Battery test, yang mencakup beberapa macam aspek inteligensi individu, sesuai
dengan ungkapan Thurstone yang mengatakan bahwa inteligensi manusia merupakan
sebuah Primary Mental Abilities, dimana terdapat 7 buah aspek kecerdasan dan
juga kemampuan yang ada pada diri manusia, maka dalam test kemampuan
diferensial terdapat 10 substes.
Dan hasil akhir pun keluar, maka, siswa yang
mendapatkan IQ tinggi, akan dipilih dan berhak mendapat beasiswa ke luar
negeri.