Mengatasi kendala dalam proses
pengembangan Kreativitas dan Keberbakatan
Kendala
psikologis terhadap perilaku kreatif merupakan kendala utama yang perlu
mendapat perhatian pendidik, khususnya faktor-faktor internal seperti tidak
dapat melepaskan diri dari kebiasaan, kecenderungan untuk terlalu membatasi
bidang masalahnya, ketidakmampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai
sudut pandang, melihat apa yang diharapkan akan dilihat, dan terpaku pada
penyelesaian yang konvensional.
Adams
( dalam Munandar, 2012) menggunakan istilah conceptual
blocks, yaitu dinding mental yang merintangi individu dalam pengamatan
suatu masalah serta mempertimbangkan cara-cara pemecahannya, sedangkan conceptual blockbusting ialah bagaimana cara
menghancurkan dinding mental yang menghambat kinerja kreatif seseorang.
Kendala
ada yang bersifat internal (ditimbulkan oleh diri sendiri) dan yang bersifat
eksternal (ditimbulkan dalam lingkungan). Sehubungan dengan itu, maka dapat
dibedakan kendala yang diperoleh dalam pola kebudayaan tertentu (lingkungan
makro) dan kendala yang berasal dari lingkungan dekat (sosial dan fisik),
sedangkan kendala internal meliputi kendala dalam persepsi, emosional,
imajinasi, intelektual, dan ekspresi.
1. Kendala Kultural
Setiap masyarakat mengembangkan pola-pola budaya
yang mempengaruhi kehidupan dalam masyarakat tersebut, da nada tekanan yang
kuat untuk mengikuti dan mematuhi standar moral atau amoral, etis atau tidak
etis, dan standar hidup pada umumnya. Kekuatan sosial budaya mempengaruhi pola
perilaku, perasaan, sikap, interaksi, system nilai, pendidikan, norma kelompok,
dan hampir semua aspek kehidupan, termasuk perilaku kreatif (Van Demark, 1991).
Beberapa contoh dari kendala kultural terhadap
kreativitas menurut Adams (1989), ialah :
a)
Berkhayal atau
melamun adalah membuang-buang waktu
b)
Keterikatan pada
tradisi
c)
Suka atau sikap
bermain hanyalah cocok untuk anak-anak
2. Kendala Lingkungan Dekat (Fisik dan Sosial)
Lingkungan keluarga dan lingkungan kerja termasuk
dalam lingkungan dekat, contoh dari lingkungan dekat, ialah :
a)
Atasan atau
orang tua yang otokrat dan tidak terbuka terhadap ide-ide bawahannya atau anak,
b)
Ketidaknyamanan
dalam keluarga atau pekerjaan,
c)
Gangguan lingkungan,
keributan, kegelisahan,
d)
Kurangnya
dukungan untuk mewujudkan gagasan-gagasan.
3. Kendala Internal
Kendala ini muncul dari diri sendiri, ada beberapa
kendala yang muncul pada diri seseorang.
1)
Kendala
Perseptual
a.
Kesulitan untuk
mengisolasi masalah
b.
Kecenderungan untuk
terlalu membatasi masalah
c.
Ketidakmampuan untuk
melihat masalah dari berbagai sudut pandang
d.
Kejenuhan,
sehingga tidak peka dalam pengamatan
2)
Kendala Emosional
Mewarnai
dan membatasi bagaimana melihat, dan berpikir tentang suatu masalah, sebagai
contoh :
a.
Takut membuat
kesalahan
b.
Lebih suka
menilai gagasan, daripada memberi gagasan
c.
Tidak dapat
rileks
3)
Kendala
Imajinasi
Hal ini menghalangi
kebebasan dalam menjajaki dan memanipulasi gagasan-gagasan, contoh :
a.
Tidak memberi
kesempatan pada daya imajinasi
b.
Ketidakmampuan untuk
membedakan realitas dari fantasi
4)
Kendala
Intelektual
Timbul bila informasi
dihimpun, dirumuskan, atau diolah secara tidak benar, contohnya ;
a.
Kurang informasi
atau informasi yang salah
b.
Tidak lentur
dalam menggunakan strategi pemecahan masalah
c.
Perumusan masalah
tidak cepat
5)
Kendala dalam
Ungkapan
a.
Keterampilan
bahasa yang kurang untuk mengungkapkan gagasan
b.
Kelembaban dalam
ungkapan secara tertulis
Cara
Mengatasi Kendala
Cara mengatasi atau menghindari kendala bergantung
dari jenis kendala itu sendiri, namun bagaimana pun ada beberapa cara atau
strategi yang secara umum dapat digunakan untuk membantu dalam kinerja kreatif.
(Adam, 1986)
A. Menggunakan cara-cara pemikiran yang non-verbal
Kita sudah terbiasa atau terpaku pada pemikiran
verbal karena inilah yang ditekankan dalam pendidikan formal, sehingga jarang
menggunakan cara pemikiran yang lain, misalnya berpikir visual atau yang
mengandalkan alat indera.
B. Mempunyai sikap mempertanyakan (questioning) atau
menyelidiki (inquisitive)
Sikap mempertanyakan perlu untuk mendorong
konseptualisasi. Jika cenderung untuk menerima saja keadaan, maka tidak ada
alasan atau kebutuhan untuk memperbarui. Sikap mempertanyakan perlu untuk
mendapatkan jawaban yang kreatif.
C. Kelancaran dan kelenturan dalam berpikir
Dengan cara berpikir yang bebas dari kekakuan dapat
mengatasi kendala konseptual dalam pemecahan masalah.
D. Menggunakan teknik-teknik kreatif
Teknik – teknik kreatif dapat membantu memperoleh
gagasan inovatif terhadap masalah yang mengganggu, yaitu teknik sumbang saran,
daftar periksa, synectics, pemecahan masalah secara kreatif, dan lain-lainnya.
Cara atau teknik tersebut diterapkan secara sadar
untuk mengatasi kendala, dengan menggunakan kemampuan pemecahan masalah secara
intelektual. Cara lain ialah dengan mengurangi sensor terhadap pemikiran tidak
sadar, yang dapat memberi sumbangan bermakna. Oleh karena itu, bagi pemikir
kreatif sangat esensial bahwa ia dapat memanfaatkan alam pemikiran pra-sadar
atau tak-sadar tersebut.
Beberapa cara yang membantu untuk menerobos ke
daerah pra-sadar atau tak-sadar ialah dengan menunda memberikan pertimbangan,
dan dengan berinkubasi. Dalam keadaan rileks, dan menggunakan fungsi belahan
otak kanan yang berkaitan dengan kreativitas.