Selasa, 03 Oktober 2017

Cara mengatasi kendala dalam pengembangan Kreativitas dan Bakat

Mengatasi kendala dalam proses pengembangan Kreativitas dan Keberbakatan
Kendala psikologis terhadap perilaku kreatif merupakan kendala utama yang perlu mendapat perhatian pendidik, khususnya faktor-faktor internal seperti tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan, kecenderungan untuk terlalu membatasi bidang masalahnya, ketidakmampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, melihat apa yang diharapkan akan dilihat, dan terpaku pada penyelesaian yang konvensional.
Adams ( dalam Munandar, 2012) menggunakan istilah conceptual blocks, yaitu dinding mental yang merintangi individu dalam pengamatan suatu masalah serta mempertimbangkan cara-cara pemecahannya, sedangkan conceptual blockbusting ialah bagaimana cara menghancurkan dinding mental yang menghambat kinerja kreatif seseorang.
Kendala ada yang bersifat internal (ditimbulkan oleh diri sendiri) dan yang bersifat eksternal (ditimbulkan dalam lingkungan). Sehubungan dengan itu, maka dapat dibedakan kendala yang diperoleh dalam pola kebudayaan tertentu (lingkungan makro) dan kendala yang berasal dari lingkungan dekat (sosial dan fisik), sedangkan kendala internal meliputi kendala dalam persepsi, emosional, imajinasi, intelektual, dan ekspresi.
1.      Kendala Kultural
Setiap masyarakat mengembangkan pola-pola budaya yang mempengaruhi kehidupan dalam masyarakat tersebut, da nada tekanan yang kuat untuk mengikuti dan mematuhi standar moral atau amoral, etis atau tidak etis, dan standar hidup pada umumnya. Kekuatan sosial budaya mempengaruhi pola perilaku, perasaan, sikap, interaksi, system nilai, pendidikan, norma kelompok, dan hampir semua aspek kehidupan, termasuk perilaku kreatif (Van Demark, 1991).
Beberapa contoh dari kendala kultural terhadap kreativitas menurut Adams (1989), ialah :
a)      Berkhayal atau melamun adalah membuang-buang waktu
b)      Keterikatan pada tradisi
c)      Suka atau sikap bermain hanyalah cocok untuk anak-anak

2.      Kendala Lingkungan Dekat (Fisik dan Sosial)
Lingkungan keluarga dan lingkungan kerja termasuk dalam lingkungan dekat, contoh dari lingkungan dekat, ialah :
a)      Atasan atau orang tua yang otokrat dan tidak terbuka terhadap ide-ide bawahannya atau anak,
b)      Ketidaknyamanan dalam keluarga atau pekerjaan,
c)      Gangguan lingkungan, keributan, kegelisahan,
d)     Kurangnya dukungan untuk mewujudkan gagasan-gagasan.

3.      Kendala Internal
Kendala ini muncul dari diri sendiri, ada beberapa kendala yang muncul pada diri seseorang.
1)      Kendala Perseptual
a.       Kesulitan untuk mengisolasi masalah
b.      Kecenderungan untuk terlalu membatasi masalah
c.       Ketidakmampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang
d.      Kejenuhan, sehingga tidak peka dalam pengamatan
2)      Kendala Emosional
Mewarnai dan membatasi bagaimana melihat, dan berpikir tentang suatu masalah, sebagai contoh :
a.       Takut membuat kesalahan
b.      Lebih suka menilai gagasan, daripada memberi gagasan
c.       Tidak dapat rileks
3)      Kendala Imajinasi
Hal ini menghalangi kebebasan dalam menjajaki dan memanipulasi gagasan-gagasan, contoh :
a.       Tidak memberi kesempatan pada daya imajinasi
b.      Ketidakmampuan untuk membedakan realitas dari fantasi
4)      Kendala Intelektual
Timbul bila informasi dihimpun, dirumuskan, atau diolah secara tidak benar, contohnya ;
a.       Kurang informasi atau informasi yang salah
b.      Tidak lentur dalam menggunakan strategi pemecahan masalah
c.       Perumusan masalah tidak cepat
5)      Kendala dalam Ungkapan
a.       Keterampilan bahasa yang kurang untuk mengungkapkan gagasan
b.      Kelembaban dalam ungkapan secara tertulis
Cara Mengatasi Kendala
Cara mengatasi atau menghindari kendala bergantung dari jenis kendala itu sendiri, namun bagaimana pun ada beberapa cara atau strategi yang secara umum dapat digunakan untuk membantu dalam kinerja kreatif. (Adam, 1986)
A.    Menggunakan cara-cara pemikiran yang non-verbal
Kita sudah terbiasa atau terpaku pada pemikiran verbal karena inilah yang ditekankan dalam pendidikan formal, sehingga jarang menggunakan cara pemikiran yang lain, misalnya berpikir visual atau yang mengandalkan alat indera.

B.     Mempunyai sikap mempertanyakan (questioning) atau menyelidiki (inquisitive)
Sikap mempertanyakan perlu untuk mendorong konseptualisasi. Jika cenderung untuk menerima saja keadaan, maka tidak ada alasan atau kebutuhan untuk memperbarui. Sikap mempertanyakan perlu untuk mendapatkan jawaban yang kreatif.

C.     Kelancaran dan kelenturan dalam berpikir
Dengan cara berpikir yang bebas dari kekakuan dapat mengatasi kendala konseptual dalam pemecahan masalah.

D.    Menggunakan teknik-teknik kreatif
Teknik – teknik kreatif dapat membantu memperoleh gagasan inovatif terhadap masalah yang mengganggu, yaitu teknik sumbang saran, daftar periksa, synectics, pemecahan masalah secara kreatif, dan lain-lainnya.
Cara atau teknik tersebut diterapkan secara sadar untuk mengatasi kendala, dengan menggunakan kemampuan pemecahan masalah secara intelektual. Cara lain ialah dengan mengurangi sensor terhadap pemikiran tidak sadar, yang dapat memberi sumbangan bermakna. Oleh karena itu, bagi pemikir kreatif sangat esensial bahwa ia dapat memanfaatkan alam pemikiran pra-sadar atau tak-sadar tersebut.

Beberapa cara yang membantu untuk menerobos ke daerah pra-sadar atau tak-sadar ialah dengan menunda memberikan pertimbangan, dan dengan berinkubasi. Dalam keadaan rileks, dan menggunakan fungsi belahan otak kanan yang berkaitan dengan kreativitas.