Minggu, 21 Januari 2018

Kreativitas dan Intelegensi

1.      Bagaimana peranan intelegensi dan kreativitas terhadap prestasi belajar seseorang
Torrance (1959), Getzels dan Jackson (1962), Yamamoto (1964) mengatakan bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berada dalam prestasi sekolah dari kelompok siswa yang inteligensinya relatif lebih tinggi. Torrance mengajukan hipotesis bahwa daya imajinasi, rasa ingin tahu, dan orisinalitas dari subjek yang kreativitasnya tinggi dapat mengimbangi hipotesis bahwa daya imajinasi, rasa ingin tahu, dan orisinalitas dari subjek yang kreativitasnya tinggi dapat mengimbangi kekurangan kekuatan dalam daya ingatan dan faktor – faktor lain yang diukur oleh tes inteligensi tradisional.
Menurut teori diatas dapat membuktikan bahwa Intelegensi dan kreativitas adalah peranan yang berbeda dalam diri seseorang, Intelegensi dan Kreativitas sangat berperan terhadap prestasi belajar, kreativitas dapat menjadi peran lainnya yang mendorong intelegensi dan begitu juga sebaliknya. Jika ada kombinasi yang baik antara kreativitas dan intelegensi, maka prestasi belajar pada diri seseorang akan membaik juga.

2.      Jelaskan mengenai sikap kreatif sebagai ciri non-bakat dari kreativitas
Guilford (dalam Munandar, 1992) membedakan antara ciri kognitf (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai.
Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:
1)      Rasa ingin tahu. Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak
2)      Bersifat imajinatif/fantasi. Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang kenyataan.
3)      Merasa tertantang oleh kemajemukan. Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
4)      Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan). Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain.
5)      Sifat menghargai. Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.

3.      Jelaskan mengenai konsep kreatifitas dan hubungannya dengan aktualisasi diri
Menurut psikolog humanis, seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers, aktualisasi diri ialah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya.
Menurut Maslow (1968) aktualisasi diri merupakan karakteristik yang fundamental, suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi yang sering hilang, terhambat atau terpendam dalam proses pembudayaan.
Rogers menekankan (1962) bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Banyak orang menganggap bahwa kreativitas hanya dapat diajarkan jika dikaitkan dengan bidang subjek (mata ajaran) tertentu. Hal ini tidak benar. Kreativitas dapat diajarkan dalam konteks yang “content free”, lepas dari bidang materi tertentu, atau dapat dilekatkan dengan konten atau bidang subjek khusus.

Jadi kreativitas merupakan hasil yang dilakukan oleh usahanya pada tahapan yang disebutkan oleh Maslow, yaitu tahapan aktualisasi diri. Dan begitu pula kreativitas yang terus meningkat bisa dijadikan seseorang sebagai sikap yang dapat mengaktualisasikan dirinya