Seks berasal dari kata sexe atau secare yang berarti memotong atau memisahkan. Seks membuat garis pemisah yang tegas antara jenis kelamin jantan dan betina atau pria dan wanita. Kata seks lebih banyak mengacu pada alat kelamin (genetalia), gairah, libido seksual dan aktifitas seks (Budianto, 1993 : 10).
Seks dalam arti sempit berarti kelamin, sedang dalam arti yang luas sering disebut dengan seksualitas dimana tidak hanya menyangkut kelamin saja tetapi semua aspek perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari sisi fisik, biologis, psikis serta sosial yang berhubungan pada manusia (Thontowi, 2002:2).
Media internet memang sangat membantu manusia dalam kegiatan berkomunikasi dan informasi. Akan tetapi jika disalahgunakan maka internet akan bertolak belakang atau merusak. Dengan internet, gambar, cerita, dan film porno semakin mudah diperoleh. Cukup dengan mengetik serangkaian kata ke search engine yang identik dengan istilah-istilah yang berkonotasi porno, akan diperoleh segera situs-situs yang menyajikan semua ini.
Internet begitu mudah di akses, menjadikan para pelaku begitu bebas menyebarkan konten-konten pornografi. Bila kita search di google maka begitu mudah mendapatkan semua itu. Bukan dari Barat, tetapi pelakunya dari Indonesia sendiri. Perkembangan pronografi itu sendiri tidak terlepas dari smartphone, handphone canggih yang memiliki banyak filtur, notebook, ataupun tablet yang semakin murah dengan harga yang terjangkau. Sayangnya kemudahan dan kecanggihan itu banyak disalahgunakan hanya untuk phonesex atau ber webcam sex.
Cybersex adalah bertemunya dua orang atau lebih melalui jaringan computer/internet dimana mereka saling mengirim pesan tentang sex dan berpura-pura sedang mengalami/menjalani sex yang sebenarnya. Dalam cybersex pelaku melalui pesan teks, suara atau video saling mengirim pesan yang merangsang dirinya sendiri dan pasangannya untuk mencapai orgasme seksual.
Cybersex, saat ini telah menjadi sebuah fenomena seksual yang bertumbuh cukup pesat, terutama di kota-kota besar dimana internet semakin mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin menjamurnya situs porno, fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet phone.
Secara garis besar terdapat 3 kategori cybersex:
- Online porn: gambar porno, dan cerita-cerita erotis
- Real time interaction: chatting dimana topik yang dibicarakan adalah seks, “berhubungan seksual” lewat dunia maya, webcam sex.
- Multimedia-software: game erotis, video porno.
Berikut penyebab seseorang dapat kecanduan seks via internet :
1. Aksesibilitas
Saat ini fasilitas internet telah dapat diakses dengan sangat mudah. Dalam arti dapat dikonsumsi secara publik dari berbagai golongan sosial tanpa memandang usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
2. Isolasi
Cybersex menawarkan kesempatan seseorang untuk terpisah dari orang lain, dan lebih jauh lagi untuk terperosok lebih jauh lagi dalam hal fantasi seksualnya tanpa takut tertular penyakit, kehamilan tak diinginkan, dll.
3. Anonim
Kondisi para pelaku cybersex yang anonim ini membuatnya lebih kecanduan menggunakan internet sebagai fasilitas pemuas hasrat seksual. Cybersex menawarkan anonimitas, dimana pelakunya tidak perlu takut dikenali masyarakat bila mengunjungi prostitusi, mengunjungisex shop, striptease club, dll. Dan identitas di dunia maya pun dapat dikaburkan.
4. Terjangkau
Saat ini, fasilitas cybersex sangat terjangkau, dan internet juga cukup murah. Fasilitas chatting gratis, begitupula materi-materi porno yang terkandung dalam berbagai situs porno juga banyak yang dapat dilihat tanpa biaya hingga dapat di-download dengan cepat. Tentu saja dibandingkan dengan jasa prostitusi yang berbayar dan berisiko tertular penyakit.
5. Fantasi
Cybersex juga menawarkan bagi pelakunya untuk berfantasi secara bebas dimana mungkin fantasinya itu bertentangan dengan norma masyarakat. Termasuk didalamnya adalah menentukan kriteria fisik lawan jenis yang diinginkan, skenario chat sex yang akan dinikmati, dll.
Berikut tanda-tanda seseorang yang telah kecanduan seks via internet:
- Menghabiskan waktu berjam-jam untuk melihat hal-hal yang berbau porno di internet, seperti video atau foto-foto porno.
- Orang kecanduan seks via internet selalu melibatkan diri dalam obrolan seks online. Hal ini merupakan cara untuk menikmati fantasi seksual sehingga melupakan aktivitas lainnya karena terlaru larut obrolannya.
- Akan berperilaku menjengkelkan jika tidak dapat mengakses internet. Bagi orang yang sudah kecanduan seks via internet tidak akan bersikap normal jika tidak menyalurkan keinginan seksualnya dengan berselancar di dunia maya.
- Orang yang telah kecanduan seks via internet akan merasa berkurangnya keintiman seksual dan kesenangan dalam kehidupan nyata. Orang tersebut akan membandingkan kehidupan nyata dengan kehidupan seks virtual yang membuatnya lebih puas.
- Selalu berfantasi tentang seks.
- Bersikap defensif ketika orang lain memberitahu bahwa dirinya telah menghabiskan waktu berjam-jam di internet. Orang yang telah kecanduan seks via internet selalu takut tertangkap basah oleh orang lain ketika sedang menyalurkan hasrat seksualnya dan membuatnya bersikap skeptis.
- Selalu merasa bersalah tetapi tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk berselancar di dunia maya.
- Rela menghabiskan banyak uang untuk mengakses situs-situs porno yang berbayar.
Referensi :
http://jeffy-louis.blogspot.co.id/2011/01/pengertian-seks_22.html?m=1
http://intanph9.blogspot.co.id/2015/01/2pa07-tugas-iv-kelompok-8-seks-dalam.html?m=1
http://anticybersex.blogspot.co.id/2011/09/pengertian-cybersex.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar